Sunday, June 10, 2012

behind the story of my experiment (part 1)

     "Yhi, ada kompetisi ide bisnis di kampus. Semalem gw di-sms bu Ira, katanya kita suruh ikut. Kalau mau ikut, kita disuruh lapor dan daftar ke bu Ira!" sms dari Tuluy di kala aku sedang santai senja itu.
     "Hmm, yaudah besok kita omongin lagi. Ketemu gw di kampus ya ;)" jawabku singkat.
     Lalu, aku chat via facebook. Dan tuluy mengatakan bahwa kompetisi ini sebenarnya sudah deadline. Pengumpulan proposal terakhir tangal 30 Mei 2012. Sementara malam itu sudah tanggal 22 Mei 2012. Itu artinya kurang lebih seminggu lagi. Malam sudah larut, maka kami menyudahi chat dan akan bertemu keesokan pagi.


Keesokan pagi, aku dan Tuluy bertemu untuk membicarakan lomba semalam. Akhirnya aku menyetujui untuk ikut kompetisi ini. Sebenarnya aku agak ragu karena waktu yang sangat singkat dan mepet, apalagi ditambah kami sedang pekan UTS. Dengan membulatkan tekad aku akhirnya mendaftar kompetisi ini bersama Tuluy untuk menjadi 1 tim.
    Ternyata, maksimal 1 tim terdiri dari 3 orang, lalu aku teringat Brily dan mengajaknya untuk join bersama kami. Hari sudah terlalu sore dan saat kami ingin mendaftar ke bu Ira pun, bu Ira sudah tidak ada di ruangannya. Maka kami memutuskan mendaftar esok pagi.

   23 Mei 2012, aku, Tuluy dan Brily menghadap bu Ira ke ruangannya dan mendaftarkan diri kami sebagai 1 tim. Saat itu bu Ira menginformasikan bahwa peserta yang ikut sudah lebih dari 30 peserta. Dalam hati aku agak tercengang, ternyata antusiasme mahasiswa kampus bagus juga menyambut kompetisi ini. Mungkin kami adalah tim terakhir yang mendaftar. Setelah mendaftar, bu Ira memberi kami contoh template proposal bisnis. Kami lalu pamit dan mengucapkan terimakasih kepada bu Ira.
   Gagang pintu telah ditutup, seketika itu juga kami langsung memutar otak ide bisnis apa yang akan kami buat??? it's first big question!
  Hari itu rupanya kami belum juga menemukan ide bisnis yg cukup unik untuk kompetisi ini maka aku memutuskan untuk setiap kami mengajukan ide yg ada di kepala dan merundingkannya besok.

  Besok di kampus, kami merundingkan masing-masing ide kami. Mulai dari membuat kaos motivasi, buerger tahu dan lainnya. Tiba-tiba Brily mencetuskan ide membuat puding dari kulit manggis! Waw, apa bisa kulit manggis yang getir itu diolah dan dimakan? Tanyaku dan Tuluy. Brily menjawab bisa karena dia pernah membaca salah satu artikelnya di internet. Lagipula yg ku tahu ternyata buah manggis adalah ratu segala buah. Semua bagian dr manggis bisa dimanfaatkan termasuk kulitnya yg keunguan itu. Kulit manggis mempunyai khasiat banyak juga salah satunya obat antidiabetes, antikanker, dan lain sebagainya. 
  Tanpa berlama-lama sore itu aku meminta Brily untuk membeli beberapa buah manggis di pasar dekat rumahnya dan memintanya untuk mengolah kulit manggis tersebut dirumah.Sore itu kami lalu pulang dan berdoa semoga eksperimen kulit manggis ini berhasil nantinya.

   Malam itu aku dikabari oleh Brily bahwa dia tidak menemukan manggis di pasar dekat rumahya dan di toko buah juga. Katanya manggis belum musimnya. Langsunglah malam itu aku memberi tahu Tuluy sekalian memintanya berusaha mencari buah manggis juga. Aku pun mulai malam itu sibuk mencari manggis dengan bertanya kepada teman-temanku via sms. Karena kami membutuhkan buah itu segera, Ya Tuhan tolong...

    Perburuan manggis semakin gencar sampai teman dan saudaraku mengira aku sedang ngidam buah manggis. Oh my! Tingkat kepanikanku semakin menjadi-jadi kala Brily dan Tuluy berkata bahwa hasil pencarian mereka terhadap manggis pun nihil. Aku ingat malam itu sudah tinggal 4 hari lagi pengumpulan proposal sedangkan kami belum mengerjakan proposal sama sekali karena kami terpaku pada eksperimen buah manggis. Disitu aku hampir pasrah akrena aku pun tidak menemukan manggis. 
     Doa dan pengharapan kupilin kembali malam itu. Kulaporkan pada Tuhan untuk bisa memberikan kami jalan keluar terbaik. Tentunya dengan 'mempertemukan' kami dengan manggis yg sulit dicari kala itu.

     Keesokan harinya, temanku Azizah datang kerumahku untuk mengurusi bisnis kosmetik kami. Aku lalu curhat tentang pencarian manggisku. Lagi-lagi kekuatan doa terjadi, Tuhan menjawab doaku kurang dari 24 jam. Subhanallah :)
Azizah memberitahuku bahwa di dekat rumahnya ada toko buah dan dia bilang ada manggis!! Tanpa buang waktu aku meminta tolong untuk diantarkan kesana. Sesampainya disana ternyata.... MANGGIS TIDAK ADA!!!
     Azizah membesarkan hatiku dan mengajakku untuk mencari lagi. Pencarianku berlanjut ke sebuah toko buah terkenal di sekitar rumahku. Sebelum masuk aku berdoa semoga ini membuahkan hasil karena aku tidak bisa terus menunda pembuatan proposal yang tinggal beberapa hari lagi.

    Di depan pintu masuk udara dingin AC toko buah tersebut menyeruak bersamaan dengan harum buah durian. Aku segera mencari buah manggis dan tak perlu jauh aku mencari tumpukan buah manggis bali nan ranum langsung menyambutku di etalase pertama toko buah ini. Langsung aku membungkus beberapa buah manggis dan membayarnya ke kasir.
   
aku segera memberi tahu Tuluy dan Brily untuk datang kerumahku esok pagi untuk memulai eksperimen kami. Terimakasih Azizah yg telah membantuku menemukan manggis.
Alhamdulillahirabbilalamin, terimakasih Ya Allah, dahsyatnya kuasaMu.:)



#bersambung

No comments:

Post a Comment